Sejauh ini, Photoshop masih menjadi aplikasi editing foto
yang paling diandalkan, dengan popularitas tertinggi dibanding dengan aplikasi
sejenis lainnya. Melalui Photoshop, banyak yang dapat dikerjakan, apakah
sekadar memperbaiki kualitas foto dengan metode sederhana, memanipulasi foto
dengan sejumlah fitur mutakhir, hingga melukiskan imajinasi dari empunya! Akan
tetapi, satu hal yang pasti, semakin beratnya kerja Photoshop, maka semakin
besar pula RAM yang dibutuhkan. Ketika RAM tidak mencukupi, mungkin kita akan
menjumpai berbagai masalah, misalkan gagal melakukan fill seperti yang
dijabarkan pada tutorial menghilangkan objek yang bisa dibaca di sini, tidak
dapat menyimpan hasil kerja, bahkan mengalami error ketika ditengah proses
menyimpan hasil kerja. Kalau sudah demikian, tentu rasanya frustrasi, di mana
kita menjadi bekerja sia-sia oleh sebab semua data yang hilang dalam sekejap.
Di sini, kita akan mempelajari solusi untuk mengantisipasi
masalah pada Photoshop seperti yang dijelaskan di atas. Pada dasarnya, aplikasi
ini sudah memiliki kemampuan untuk memantau perfoma selama proses kerja, hanya
saja sejumlah pengguna mungkin justru tidak menyadari fituur tersebut, selain
hanya mengetahui cara mengedit foto. Padahal, adalah sangat penting bagi
seorang desainer untuk memahami cara memantau perfoma dari komputer atau
Photoshop, selama proses editing berlangsung.
Sebagai contoh, di sini penulis menggunakan sebuah file
gambar dengan size mencapai 203 MB untuk memantau performa Photoshop. Secara logika,
untuk sebuah file gambar saja, size 203 tentu tergolong sangat ‘bengkak’, dan
butuh penanganan khusus untuk mampu mengolahnya. Hal yang perlu dikerjakan
pertama-tama ialah memunculkan data Efficiency dari file bersangkutan, dengan
cara mengklik sebuah panah kecil yang berada di sekitar sudut kiri bawah
gambar, lalu pilih Efficiency.
Sekarang, data Efficiency akan tampil di sudut kiri bawah
gambar, berupa persentase. Dalam kondisi yang sehat, data akan menunjukkan
nilai 100%. Namun, dengan kondisi komputer yang kekurangan RAM serta proses
editing yang melibatkan banyak fitur rumit, persentase ini terkadang akan
menurun, yang berarti kita sudah harus mulai waspada. Normalnya, nilai yang
diharapkan adalah antara 95% ke atas. Apabila turun dari nilai tersebut,
mungkin tetap tidak menemukan masalah selain respons Photoshop yang sedikit
melambat. Namun, kondisi tersebut hampir dapat memastikan kalau hasil kerja tidak
dapat disimpan secara normal, atau dengan kata lain, Photoshop baru akan
menunjukkan masalah serius ketika akan menyimpan hasil kerja.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat memperbaiki
nilai Efficiency tersebut dengan cara membuat sebuah dokumen baru (tanpa
menutup dokumen lama), berpindah sekali ke dokumen lama, lalu tutup kembali
dokumen baru. Dengan metode sederhana ini, umumnya nilai Efficiency akan pulih
menjadi 100%. Jika perlu, kita juga bisa memindahkan seluruh layer hasil editan
ke dokumen baru, lalu menyimpannya melalui dokumen baru tersebut yang umumnya
masih dalam kondisi nilai Efficiency 100%.
Turunnya nilai Efficiency adalah mutlak terjadi karena
minimnya RAM yang dapat digunakan oleh Photoshop pada sebuah komputer. Apabila
metode ini kurang efektif menurut Anda, silakan mencoba metode part 2 dari tutorial
ini melalui link ini, di mana kita dapat mengatur alokasi RAM bagi Photoshop.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete