Sejak pihak BlackBerry melepas produk aplikasi eksklusif
mereka, BlackBerry Messenger (BBM) menjadi sebuah aplikasi multi device yang
memungkinkan untuk dijalankan pada OS Android dan iOS, kelihatannya masyarakat
kita mulai berpindah pada Android atau iOS. Bukan tanpa alasan. Seperti yang
kita ketahui, banyak di antara kita yang tentu kurang nyaman dengan kondisi OS
BB yang kerap perlu melakukan reboot, seperti mencabut dan memasang ulang
baterai, agar performa dari device tersebut tetap terjaga.
Dengan spesifikasi yang seimbang, umumnya BB memiliki harga
jual yang lebih tinggi. Atau bisa juga dengan harga yang seimbang, umumnya BB
memiliki spesifikasi yang lebih rendah. BB sendiri bukan tidak memiliki senjata
untuk menghadapi semua itu, seperti dengan bermunculannya berbagai device
dengan OS BB10 yang bahkan memiliki kemampuan untuk menerima berbagai aplikasi
Android yang bertipe APK. Hanya saja, BB10 kelihatannya telah kehilangan
sesuatu yang berharga, yang hanya ada pada OS BB7 atau yang lebih rendah.
Benar! Sesuatu yang berharga itu tak lain ialah layanan Full
BIS, di mana pengguna dapat dengan bebas mengunduh atau mengunggah file seberat
apa saja, tanpa harus mengkhawatirkan masalah bengkaknya tagihan terhadap data
yang terkuras, kuota yang habis, atau tercapainya batas pemakaian wajar yang
selalu diberlakukan para provider bagi paket-paket unlimited yang disediakan.
Jadi, BB10 benar-benar mirip seperti Android atau iOS, di mana setiap data yang
terpakai ialah memiliki batas kuota, atau tarif-tarif data yang diberlakukan.
Kondisi hilangnya layanan Full BIS pada BB10 tentu tidak
berpengaruh pada pengguna BB yang biasanya memang hanya berlangganan layanan
chatting, atau pengguna yang kalaupun berlangganan Full BIS tetapi tidak
terlalu aktif dan bergantung pada aktivitas-aktivitas daring yang membutuhkan
layanan data berskala besar. Jadi, BB10 atau BB7 tidaklah menjadi masalah.
Android memiliki daya tarik tinggi, terlebih dengan bermunculannya berbagai
device dengan label pada golongan rendah.
Tidak untuk menunjukkan kurang berinovasinya device BB,
tetapi lebih ditekankan pada kelebihan-kelebihan device BB ber-OS BB7 yang
kurang disadari masyarakat. Lebih sering BB divonis negatif, minim aplikasi,
kurang respons, atau senadanya. Namun, keberadaan layanan Full BIS ialah sebuah
jawaban mutlak untuk semua kondisi yang disebutkan sebelumnya, mengapa device
BB cenderung lebih mahal walau dari segi spesifikasi lebih rendah. BB tidak
sekadar berjualan device, tetapi juga menawarkan layanan spesial yang tidak ada
pada device merk lain. Dan layanan itu bersifat seumur hidup, dengan catatan
selama device masih dapat berjalan secara normal.
Kalaupun pelanggan masih tetap dikenakan biaya bulanan, namun
Full BIS tetap lebih unggul dengan tidak diberlakukannya batas pemakaian wajar
seperti paket-paket unlimited dari provider. Misalkan saja sebuah batas
pemakaian wajar adalah 2GB, maka setelah mencapai batas tersebut kecepatan pun
menurun drastis. Sementara Full BIS memberikan kebebasan penuh tanpa adanya
penurunan kualitas layanan. Tak peduli apakah sehari hendak menghamburkan 1GB,
sebulan 30GB, biaya bulanan yang dikenakan tetap sama. Belum lagi bila
dibandingkan dengan tarif reguler paket-paket lain yang dihitung berdasarkan
kuota tertentu, berapa biaya yang diperlukan untuk 30GB?!
Jadi, antara OS BB7, Android, dan iOS sebenarnya relatif. Masing-masing
memiliki kelebihan tersendiri. Tidak menutup kemungkinan juga, untuk masa-masa
selanjutnya ketika device BB dengan OS BB7 tak lagi diproduksi, selama layanan
Full BIS masih beroperasi, mungkin device lama tersebut akan menjadi gadget yang
diburu oleh pengguna tertentu yang menyadari kelebihannya.
Untuk sekarang, pengembangan dari OS BB7 sendiri juga tak
lagi dilanjutkan. Negara kita sedang memasuki masa transisi dari layanan 3G
menuju 4G, kelihatannya layanan Full BIS tak akan lagi turut meramaikannya,
bersebab tak ada lagi device BB 4G yang mendukung layanan Full B IS.
Akankah ke depannya kembali terlahir sebuah layanan yang setangguh
Full BIS pada jaringan 4G? Rasanya sulit terealisasikan.
Sumber foto: internet